Pengukuran Kapasitans dengan Metode Jembatan (E5) |
Philin Yolanda Dwi Sagita, Su’udi
Jurusan Fisika, Fakultas IPA Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: phie_sics@yahoo.com |
Abstrak—Perhitungan dan
pengukuran nilai kapasitan suatu kapasitor dapat dilakukan dengan berbagai
cara. Diantaranya dapat dengan melakukan perhitungan dan pengukuran secara
langsung maupun melalui media jembatan wheatstone. Praktikum pengukuran
kapasitans dengan metode jembatan (E5) ini bertujuan untuk menera kapasitans
dari berbagai kapasitor yang dihubungkan seri dan paralel. Pada praktikum ini
dilakukan 2 macam metode yaitu Metode menera kapasitans kapasitor A, B, dan C
serta Metode menera kapasitans kapasitor A, B, dan C dengan variasi C1. Pada
metode pertama dihasilkan 9 data nilai C1 dengan 3 variasi nilai R2, 1 variasi
nilai C2, dan R1 sebagai resistor variabel yang berfungsi untuk menjaga
keseimbangan tegangan listrik jembatan wheatstone yang ditunjukkan dengan angka
nol pada multitester. Pada saat R2 menunjukkan nilai 603 Ω dan nilai C2 sebesar
1.03 x 10-7 Farad didapatkan nilai C1 rata-rata sebesar 5.043 x 10-5 Farad.
Pada saat R2 menunjukkan nilai 805 Ω dan nilai C2 sebesar 1.03 x 10-7 Farad
didapatkan nilai C1 rata-rata sebesar 3.032 x 10-6 Farad. Dan nilai rata-rata
C1 sebesar 7.758 x 10-5 Farad saat R2 menunjukkan nilai 999 Ω dan C2
menunjukkan nilai 1.03 x 10-7 Farad. Dalam metode kedua, pada rangkaian
jembatan wheatstone yang sama dengan metode pertama dilakukan variasi rangkaian
pada C1 yang terdiri atas 2 kapasitor A dan B yang disusun secara seri maupun
paralel. Berdasarkan grafik hubungan antara
nilai kapasitans Ca dengan nilai R2 pada rangkaian seri tersebut dapat
ditarik kesimpulan bahwa semakin tinggi nilai resistor tetap (R2) maka nilai
kapasitans Ca juga semakin tinggi. Namun pada grafik hubungan antara nilai kapasitan Ca dengan nilai R2 pada rangkaian paralel
tidak didapatkan kesinambungan antara peningkatan nilai R2 dengan peningkatan
nilai kapasitans Ca yang didapatkan pada praktikum seperti yang telah
ditunjukkan hasil data pada rangkaian seri.
Kata Kunci—Jembatan Wheatstone,
Kapasitor, Resistor, Seri, Paralel
I. PENDAHULUAN
II. |
1.1
Latar
Belakang
P
|
ada umumnya Jembatan Wheatstone
dipergunakan untuk memperoleh ketelitian dalam melaksanakan pengukuran terhadap
suatu tahanan yang nilainya relative kecil sekali umpamanya saja suatu
kebocoran dari kabel tanah/ kortsluiting dan sebagainya. Rangkaian ini dibentuk
oleh empat buah tahanan (R) yag merupakan segiempat A-B-C-D dalam hal mana
rangkaian ini dihubungkan dengan sumber tegangan dan sebuah galvanometer nol
(0). Kalau tahanan-tahanan itu diatur sedemikian rupa sehingga galvanometer itu
tidak akan mengadakan suatu hubungan antara keempat tahanan tersebut. [1].
Jembatan Wheatstone merupakan suatu
susunan rangkaian listrik untuk mengukur suatu tahanan yang tidak diketahui
harganya (besarannya). Kegunaan dari Jembatan Wheatstone adalah untuk mengukur
nilai suatu hambatan dengan cara arus yang mengalir pada galvanometer sama
dengan nol (karena potensial ujung-ujungnya sama besar). Sehingga dapat
dirumuskan dengan perkalian silang. Cara kerjanya adalah sirkuit listrik dalam
empat tahanan dan sumber tegangan yang dihubungkan melalui dua titik diagonal
dan pada kedua diagonal yang lain dimana galvanometer ditempalkan seperti yang
diperlihatkan pada jembatan wheatstone. [2]
Gambar 1.1 Rangkaian Jembatan Wheatstone
Gambar 1.1 adalah sebuah jembatan Wheatstone, yang terdiri dari 2 kapasitor dan 2 resistor. C1 adalah kapasitor yang akan ditera kapasitansnya, C2 adalah kapasitor, dan R1 serta R2 adalah resistor variabel.
Dengan mengubah R1 dan R2 maka pada harga tertentu beda potensial listrik antara titik A dan B adalah 0 volt. Keadaan ini terjadi bila penurunan tegangan dari C ke A sama dengan penurunan tegangan dari C ke B,
sehingga dapat dituliskan[3] :
atau
Sehingga
maka
Sehingga diperoleh
III. METODE
A. Menera Kapasitans Kapasitor A, B, C
Langkah awal dalam praktikum ini adalah menyiapkan
peralatan-peralatan yang diperlukan dalam melaksanakan praktikum ini, yaitu Resistor Variabel 10K, Kapasitor Variabel,
Multitester, Transformator 500 mA, dan Kapasitor yang akan ditera. Kemudian
dilanjutkan dengan menyusun rangkaian seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.1
dengan C1 sebagai kapasitor A yang akan ditera kapasitansnya.
Gambar 2.1 Rangkaian Jembatan Wheatstone pada Praktikum A
Lalu hubungkan primer transformator 500 mA dengan sumber jala-jala (PLN)
dan sekunder 12 V dengan rangkaian. Langkah selanjutnya letakkan multitester
pada ACV 10 V. Ubahlah resistor variabel hingga penunjukkan voltmeter mendekati
0 V. Lakukan variasi pada C2 secara seri/paralel sehingga tegangan
mendekati 0 V. Ulangi langkat diatas untuk kapasitor B dan C. Untuk tiap
kapasitor A, B, dan C lakukanlah selama 3 kali pengukuran dengan nilai R1,
R2, dan C2 yang berlainan.
B. Menera Kapasitans Kapasitor dengan variasi C1
Langkah awal dalam praktikum ini adalah menyiapkan peralatan-peralatan
yang diperlukan dalam melaksanakan praktikum ini, yaitu Resistor Variabel 10K, Kapasitor Variabel,
Multitester, Transformator 500 mA, dan Kapasitor yang akan ditera. Kemudian
dilanjutkan dengan menyusun rangkaian seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.2.
Lalu susunlah seri dua-dua A-B, A-C, dan B-C. Serta susunlah paralel dua-dua
A-B, A-C, dan B-C. Dilanjutkan dengan menyusun A, B, dan C yang dsusun seri.
Serta A, B, dan C yang disusun paralel. Sehingga akan didapatkan nilai C1.
Gambar 2.1 Rangkaian Jembatan Wheatstone pada Praktikum B dengan susunan C1 Seri
Gambar 2.1 Rangkaian Jembatan Wheatstone pada Praktikum B
dengan susunan C1 Paralel
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Menera Kapasitans Kapasitor A, B, C
Pada praktikum pengukuran kapasitans dengan Metode jembatan (E5) bagian A
yaitu Menera kapasitans kapasitor A, B, dan C ini digunakan 3 jenis nilai R2
yaitu 603 Ω, 805 Ω, dan 999 Ω serta 1 jenis nilai C2 yaitu 1.03 x 10-7 Farad.
Sementara itu dilakukan perubahan nilai Resistor Variabel (R1) hingga dicapai
keseimbangan rangkaian yang dibuktikan dengan nilai beda potensial pada multitester
yang menunjukkan angka nol. Dari keadaan itulah akhirnya didapatkan nilai C1
yang merupakan variabel yang akan kita tera nilai kapasitannya. Pada
praktikum ini, akan dilakukan 3 kali
pengulangan untuk masing-masing nilai R2 sehingga akan didapatkan 9 data dari 3
jenis nilai R2 da 1 jenis C2. Saat rangkaian berada dalam keadaan nilai R2 603Ω
dan C2 1.03 x 10-7 Farad, didapatkan nilai R1 dan C1 yang bermacam-macam dengan
nilai rata-rata C1 sebesar 5.04304 x 10-5 Farad. Sementara saat rangkaian
berada dalam keadaan nilai R2 805 Ω dan C2 1.03 x 10-7 Farad, didapatkan nilai
rata-rata C1 sebesar 3.03195 x 10-6 Farad. Sedangkan dalam keadaan nilai R2 999
Ω, nilai rata-rata C1 yang didapatkan adalah sebesar 7.75811 x 10-5 Farad.
Data-data tersebut tidak menunjukkan kestabilan nilai antara peningkatan nilai
R2 dan perubahan nilai C1 pada saat rangkaian dalam keadaan seimbang, sehingga
dari data tersebut tidak dapat ditarik hubungan antara peningkatan nilai R2 dan
perubahan nilai C1. Akantetapi, hubungan tersebut juga tidak perlu dilakukan karena
praktikum ini hanya bertujuan untuk menera kapasitansi kapasitor dari perubahan
nilai resistor variabel (R1) pada keadaan seimbang.
B. Menera Kapasitans Kapasitor dengan variasi C1
Pada praktikum pengukuran
kapasitans dengan metode jembatan (E5) bagian B yaitu Menera kapasitans
kapasitor dengan variasi C1 ini digunakan 3 jenis nilai R2 yaitu 600 Ω, 800 Ω,
dan 1000 Ω dengan 1 jenis nilai C2 sebesar 1.03 x 10-7 Farad. Pada C1 dilakukan variasi rangkaian
antara rangkaian seri dan paralel untuk kapasitor A dan B sehingga pada
praktikum ini digunakan 2 jenis resistor dengan 1 resistor variabel dan 1
resistor tetap serta 3 kapasitor dengan C2 sebagai kapasitor tetap dan 2
kapasitor lainnya divariasi dalam C1 menjadi rangkaian seri dan paralel.
Sementara itu rangkaian dijaga tetap dalam keadaan seimbang dengan melakukan perubahan
nilai Resistor Variabel (R1) yang dibuktikan dengan nilai beda potensial pada
multitester yang menunjukkan angka nol. Dari keadaan itulah akhirnya didapatkan
nilai C1 yang merupakan variabel yang akan kita tera nilai kapasitannya. Akan
tetapi, C1 sendiri merupakan variasi rangkaian kapasitor A dan B yang disusun
secara seri dan paralel. Sehingga untuk mencapai nilai kapasitans Ca dibutuhkan
beberapa bentuk perhitungan lanjut sehingga didapatkan nilai Ca yang sesungguhnya.
Pada grafik ditunjukkan
sebuah kesinambungan antara peningkatan nilai R2 yang telah ditentukan
sebelumnya dengan peningkatan yang ditunjukkan oleh data nilai kapasitans Ca
yang disusun seri. Dari grafik hubungan antara
nilai kapasitans Ca dengan nilai R2 pada rangkaian seri tersebut dapat
ditarik kesimpulan bahwa semakin tinggi nilai resistor tetap (R2) maka nilai
kapasitans Ca juga semakin tinggi. Namun pada grafik hubungan antara nilai kapasitan Ca dengan nilai R2 pada rangkaian paralel
tidak didapatkan kesinambungan antara peningkatan nilai R2 dengan peningkatan
nilai kapasitans Ca yang didapatkan pada praktikum seperti yang telah
ditunjukkan hasil data pada rangkaian seri. Hal ini mungkin disebabkan oleh
beberapa error yang dilakukan baik oleh praktikan maupun alat yang digunakan.
Pada praktikum ini tidak dilakukan pengulangan baik pada praktikum
pertama maupun kedua karena walaupun ada beberapa variabel yang dinyatakan
memiliki nilai tetap namun pada beberapa variabel yang lain justru menghasilkan
nilai variabel yang berbeda untuk satu jenis variabel. Sehingga menyebabkan
tidak adanya ralat yang bisa didapatkan pada praktikum ini. Dan tingkat
ketelitian dan error-nya pun tidak dapat ditentukan.
Grafik 1. Grafik hubungan antara nilai
kapasitans Ca dengan nilai R2 pada rangkaian seri
Grafik 2. Grafik hubungan antara nilai kapasitan Ca
dengan nilai R2 pada rangkaian paralel
V. KESIMPULAN
Pada praktikum Pengukuran Kapasitans
dengan Metode Jembatan (E5) berhasil didapatkan nilai tera kapasitans kapasitor
C1 dengan menggunakan 2 metode yaitu Metode menera kapasitans kapasitor A, B, C
dan Metode menera kapasitans kapasitor dengan variasi C1 yang disusun seri
maupun paralel. Pada metode pertama dihasilkan 9 data nilai C1 dengan 3 variasi
nilai R2, 1 variasi nilai C2, dan R1 sebagai resistor variabel yang berfungsi
untuk menjaga keseimbangan tegangan listrik jembatan wheatstone yang
ditunjukkan dengan angka nol pada multitester. Pada saat R2 menunjukkan nilai
603 Ω dan nilai C2 sebesar 1.03 x 10-7 Farad didapatkan nilai C1 rata-rata
sebesar 5.043 x 10-5 Farad. Pada saat R2 menunjukkan nilai 805 Ω dan nilai C2
sebesar 1.03 x 10-7 Farad didapatkan nilai C1 rata-rata sebesar 3.032 x 10-6
Farad. Dan nilai rata-rata C1 sebesar 7.758 x 10-5 Farad saat R2 menunjukkan
nilai 999 Ω dan C2 menunjukkan nilai 1.03 x 10-7 Farad. Dalam metode kedua,
pada rangkaian jembatan wheatstone yang sama dengan metode pertama dilakukan
variasi rangkaian pada C1 yang terdiri atas 2 kapasitor A dan B yang disusun
secara seri maupun paralel. Dalam metode ini digunakan 3 jenis nilai R2 yaitu 600 Ω, 800 Ω, dan 1000 Ω dengan 1 jenis
nilai C2 sebesar 1.03 x 10-7 Farad. Berdasarkan dengan grafik hubungan antara nilai kapasitans Ca dengan nilai R2
pada rangkaian seri tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin
tinggi nilai resistor tetap (R2) maka nilai kapasitans Ca juga semakin tinggi.
Namun pada grafik hubungan antara nilai
kapasitan Ca dengan nilai R2 pada rangkaian paralel tidak didapatkan kesinambungan
antara peningkatan nilai R2 dengan peningkatan nilai kapasitans Ca yang
didapatkan pada praktikum seperti yang telah ditunjukkan hasil data pada
rangkaian seri.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan
terima kasih kepada asisten laboratorium elektronika dasar 1 yang telah
membimbing dalam melakukan praktikum, dan teman-teman yang telah membantu dalam
melakukan praktikum.
DAFTAR
PUSTAKA
[1]
Blocher,
Richard. 2003. Dasar Elektronika.
Penerbit Andi, Yogyakarta.
[2]
William,
Jack, Steven. Rangkaian Listrik Jilid 1.
Penerbit Erlangga, Jakarta.
[3]
Diah, Septia.
2002. Jurnal Ilmiah Praktikum Jembatan
Wheatstone.
[4]
Fisika
FMIPA, Dosen. 2011. Fisika II (Listrik,
Magnet, Gelombang, Optika, Fisika Modern). ITS press, Surabaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar